Hujan Penenang Rasa Rindu

Setiap tetesan air yang jatuh kebumi
Membuat rinduku semakin tak terbendung
Kulihat pohon bergoyangan, menari, berdansa
Seakan tiada nestapa, yang ada hanya gembira.

Sesekali ku tengok air yang mengalir tanpa henti
Mencerminkan arti kehidupan yang sebenarnya
Dimana aku harus tetep berjuang, harus selalu tegar
Bak tetesan air yang berjatuhan tak merintih kesakitan.

Namun saat aku kembali pada pribadiku yang sebenarnya
Tak sedikitpun terselip kata tegar didalam dada
Apa karna kurangnya keyakinanku akan kuasa-Nya?
Entahlah, aku lemah,aku ragu bahkan aku rapuh.

Diwaktu yang sama kudengar detikan jam analog berbunyi
Selalu bergerak berbunyi bergerak berbunyi begitu seterusnya
Ia tak pernah berhenti, tak menghiraukan keadaan yang ada
Dilihat atau tidak dihargai atau tidak ia tetap saja bergerak.

Pikiranku semakin dalam akan pergerakan jam tersebut
Apakah seperti ini doa-doa keluargaku terhadapku?
Dan begitukah limpahan tuhan yang sebenarnya?
Ya sekarang aku yakin, bahkan sangat yakin lebih dari hal itu.

Nalarku memicu percepatan darah disetiap syaraf
Tetapi tak kuhiraukan namun ada yang aneh
Air mataku menetes, apa aku menangis? Rupanya pilu datang
Teringat akan ayah dan ibuku, bagaimanakah keadaan mereka?

Penasaran membuatku meraih handphone untuk memanggil keduanya
Berulang kali kupanggil namun tiada menyambung, terus kucoba masih saja
Ada apa? Mengapa tidak terhubung? Cemasku datang kala itu
Apa seperti ini ketika mereka menelponku tak terangkat?

Pikiranku semakin melayang jauh, berpikiran yang tidak-tidak.
Mengapa aku tidak berpikir apakah disana sedang hujan juga?
Sehingga handphone mereka matikan?
Pikiranku tak sesederhana itu, sangat jauh seperti keberadaanku.

Jika memang benar disana juga hujan seperti yang terjadi disini
Sehingga itu alasan mengapa tidak mengaktifkan handphone
Aku hanya ingin kita memiliki kesamaan, sama seperti air hujan
Dimana doa ayah dan ibu selalu tercurahkan kepadaku
Kemudian aku berjuang tanpa lelah meski terjatuh untuk kebahagiaan kalian.
Satu lagi, aku ingin bilang “Aku Rindu” meski sebenarnya aku malu mengatakannya.

Penulis : Asnawi